Sunday, September 29, 2013

Cihuy, Harga Emas Makin Kinclong Pekan Ini


Harga emas berakhir menguat pekan lalu di US$ 1.336 per ounce. Selama dua pekan terakhir emas terus bergerak naik setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menunda penarikan stimulus pada FOMC.

menyebutkan level resisten harga emas pada pekan ini berada di US$ 1.340, US$ 1.376, US$ 1.394, US$ 1.400 dan di US$ 1.435. Level di sekitar US$ 1.380-US$ 1.455 sangat rentan dengan tekanan turun nantinya.

"Resistance pemicu bullish ada di US$ 1435," ungkap dia.

Sementara resistance berikutnya di US$ 1.445, US$ 1.490 dan terkuat di US$ 1.500. Kini support berada di US$ 1.315, US$ 1.300 dan US$ 1.272. Support lainnya ada di US$ 1.242, US$ 1.208 dan US$ 1.200 per ounce.

Tren bearish akan berlanjut jika level US$ 1.180 tertembus dan akan membuka jalan ke level US$ 1.155 dan US$ 1.120. Level psikologis ada di US$ 1.100 dan US$ 1.000.

Wahyu menjelaskan, pergerakan harga emas selanjut sangat bergantung pada data nonfarm payrolls (NFP) yang bakal dirilis Jumat karena kebijakan The Fed selanjutnya sangat ditentukan data ini. Peluang menarik stimulus berbanding lurus dengan data tenaga kerja yang membaik.

"Kalau data tenaga kerja memburuk makin menjauh jadwal penarikan stimulusnya," terang Wahyu.

Prediksi Wahyu sejalan dengan hasil survei mingguan Kitco News Gold yakin harga emas akan kembali naik pekan ini. Dari survei tersebut, sebanyak 11 dari 19 partisipan optimistis harga emas akan menguat. Sementara 4 partisipan menilai emas bakal melemah dan empat sampel lain memiliki bersikap netral.

Partisipan dalam survei kali ini meliputi pialang emas, pengenlola dana, pialan komoditas, serta analis teknikal emas.

Pekan lalu, hasil survei juga memperkirakan akan munculnya bullish pada komoditas emas. Hingga Jumat siang, harga emas menguat US$ 8 sepanjang pekan tersebut. Hingga kini, proyeksi harga emas dari survei yang dilakukan selama tiga pekan terakhir senantiasa terbukti.

"Sebagian besar saat ini terkekang oleh perdebatan isu anggaran pemerintah AS dan tak ada satupun yang bisa memprediksi hasilnya," kata Pialang dan Analis Komoditas FuturePath Trading, Frank Lesh.

Bagi kalangan yang pesimis, harga emas diproyeksikan bakal melemah pekan depan. Pemilik Phoenix Future and Options LLC, Kevin Grady menyatakan meski emas dibayangi isu debt ceiling AS, namun beberapa perusahaan tambang akan mendapatkan keuntungan dari aksi lindung nilai.

Kevin memperkirakan emas akan menjajal level terlemah di US$ 1.182 per ounce. "Di bawah US$ 1.285-1.300 per ounce, peluang emas berada di level US$ 1.180 atau lebih rendah lagi bisa saja terjadi," kata kata Editor VR Gold Letter, Mark Leibovit.

No comments:

Post a Comment